Long Time Coming – Chapter 8

Title                 :  Long Time Coming

Rate                 : T

Genre              : Romance, Hurt

Pairing             : WonKyu, KyuHae

Warning          : BL, OOC, typo (es)

Summary          : Kyuhyun selalu terbayang akan memory sang kekasih yang meninggalkannya sekian lama. Tidak seharipun ia bisa melupakan kenangan indah mereka. Akankah Kyuhyun menyerah?

CHAPTER 8

Kyuhyun masih terjaga di samping tempat tidur Donghae. Bosnya itu masih senantiasa tertidur. Dan Kyuhyun tidak mau ikut tidur, ia takut begitu ia lengah sedikit saja, ia tidak bisa lagi melihat Donghae membuka matanya.

Diarahkan matanya kesekeliling ruangan. Changmin dan Minho juga masih terjaga. Keduanya diam membisu dengan mata sembab. Sedangkan Siwon sudah pulang, jika ia terlalu lama pergi akan menimbulkan kecurigaan bagi calon istrinya. Tapi Kyuhyun sudah merelakannya, ia tidak mau memikirkan Siwon sementara Donghae sedang terbaring tak berdaya.

Dipandanginya wajah Lee Donghae. Diamatinya setiap lekukan wajahnya. Begitu tampan, begitu sempurna, begitu lembut. Donghae yang kuat, Donghae yang penyayang. Kini sedang meregang nyawa. Bagaimana mungkin ada lelaki seperti itu? Masih memikirkan kebahagiaan orang-orang yang disayanginya padahal ia sendiri sedang sekarat.

Andai waktu bisa diputar kembali, ingin rasanya Kyuhyun menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya untuk benar-benar jatuh cinta pada seorang Lee Donghae. Cintanya yang murni, tulus dan tanpa pamrih membuat Kyuhyun merasa berdosa telah menyia-nyiakannya.

Kini ia menyadari bahwa ia juga mencintai bosnya itu. Hanya saja perasaan itu selalu tertutup oleh kenangan akan Siwon. Hanya Donghae yang bisa memberikan kehangatan yang dibutuhkannya. Hanya Donghae yang bisa memberikan bahunya kala Kyuhyun sedih. Hanya Donghae yang mau mencintainya tanpa syarat, walaupun Kyuhyun masih tetap memikirkan orang lain. Apa semua kini sudah terlambat?

Tiba-tiba Donghae bergerak. Matanya terbuka pelan-pelan. Kyuhyun langsung melonjak dari duduknya.

“Hyung.. kau sudah sadar?” tanay Kyuhyun cemas.

“Hyung.. kau baik-baik saja kan?” Tanya Changmin.

“Hyung, jangan membuatku takut seperti tadi lagi, jebal.” Pinta Minho.

Donghae tersenyum. “Ne, aku baik-baik saja. Kalian kenapa masih disini? Pulanglah, kalian harus beristirahat. Nanti kalian sakit.”

Changmin lagi-lagi mengeluarkan airmatanya. “Hyung, tolonglah. Jangan buat kami semakin menderita. Mana bisa kami pulang dengan melihatmu seperti ini? Kami menyayangimu. Kami tidak mau melewatkan sedetikpun waktu bersamamu hyung.”

“Minnie, kalau tidak ada kalian, siapa yang memperhatikan café? Aku bersusah payah membangunnya untuk kalian bertiga. Jangan kau hancurkan apa yang telah kulakukan. Aku baik-baik saja. Akan kupastikan besok kalian masih bisa bicara denganku.” Kata Donghae lagi.

Mau tidak mau Changmin berpikir. Kalau ia menelantarkan café Donghae, sama saja ia menghancurkan harapan hyungnya itu. Ia lalu membujuk Minho untuk pulang bersamanya. Keduanya lalu pamit setelah memberikan pelukan panjang pada Donghae.

“Lalu kenapa kau masih disini, Kyu? Pulanglah. Terserah kau saja mau pulang kemana, ke apartemenku atau ke rumahmu. Toh kepemilikan apartement itu nantinya berganti nama menjadi namamu. Istirahatlah, Kyu. Kau harus sehat.” Kata Donghae lembut seraya mengelus lengan Kyuhyun.

Kyuhyun menggeleng lemah. “Aku tidak mau apa-apa hyung, aku cuma mau kau. Aku tidak akan kemana-mana, aku akan selalu disini bersamamu. Jangan pernah kau memintaku sehat kalau kau sendiri tidak sehat. Kalau kau membiarkan dirimu sakit, aku juga bisa. Kalau kau tidak mau menemui dokter, aku juga tidak mau. Jika kau ingin mati secepatnya, maka aku juga akan mati secepatnya. Bunuh saja dirimu, hyung. maka aku juga akan membunuh diriku pelan-pelan, tepat seperti apa yang kau lakukan pada dirimu sendiri. Dan jika aku mati, itu adalah kesalahanmu, karena membiarkanku mati.”

Donghae terdiam. Ia tidak mengerti jalan pikiran Kyuhyun. “Kyu, apa maksudmu? Kumohon jangan bicara seperti ini. Kau membuatku merasa seolah-olah kau menginginkanku. Aku tahu kau menginginkanku sembuh seperti halnya Changmin dan Minho, tidak ada yang istimewa. Aku tahu kau sangat mencintai Siwon, jadi jangan berkata seolah-olah kau lebih membutuhkanku. Kumohon Kyu, sakit sekali rasanya.”

Kyuhyun menatap Donghae. Sesakit itukah? Jadi Donghae yang terlihat tegar itu ternyata merasakan sakit dalam hatinya melihat Kyuhyun selalu menyebut Siwon hingga ia sendiri tidak berani memimpikan Kyuhyun karena dirasa tak mungkin?

“Hyung.. aku.. aku baru menyadari kalau aku.. mencintaimu.. Aku memang bodoh karena baru menyadari semuanya. Ketika kau sekarat seperti ini, aku baru sadar kalau sebenarnya aku menginginkanmu, hanya saja dulu pikiranku masih dipenuhi oleh Siwon. Karena aku tidak tahu apa yang membuatnya menghilang sekian lama. kini setelah semuanya jelas, akupun merasakan perasaanku padamu semakin jelas. Maafkan aku terlambat menyadarinya hyung.. Maafkan aku..” kata Kyuhyun terbata-bata. Ketakutan akan kehilangan Donghae merasuki hati dan pikirannya.

“Jangan tinggalkan aku hyung. Aku sudah pernah ditinggalkan dulu, rasanya menyakitkan. Tapi kalau sekarang kau juga meninggalkanku, lebih baik aku ikut mati saja. Untuk apa aku hidup jika hatiku mati? “ kata Kyuhyun lagi.

Donghae menatap Kyuhyun dalam-dalam. Ia tidak percaya dengan pendengarannya. “Kyu, jangan bilang ini trikmu untuk membuatku menyetujui operasi itu. Atau.. kau mengatakan semua ini karena.. karena kasihan padaku.”

“Sungguh Kyu, aku memang teramat mencintaimu. Tapi aku sadar bahwa aku tidak bisa memiliki hatimu. Dengan mengenalmu, dekat denganmu, bisa menyayangimu setiap saat selama delapan tahun, itu sudah lebih dari cukup untukku. Karena kau seperti angin bagiku, selalu ada bersamaku, berhembus disekitarku, tapi tidak dapat kugenggam. Walaupun nantinya akan seperti itu terus, aku tidak keberatan, asal aku bisa terus melihatmu.”

Kyuhyun menangis. Ia menenggelamkan kepalanya di lengan Donghae yang terkulai lemas di samping tubuhnya. “Bagaimana caraku membuktikan padamu bahwa aku benar-benar mencintaimu, hyung? Apa aku tidak pantas mendapatkan kesempatan kedua? Ijinkan aku bersamamu hyung. Ijinkan aku mencintaimu. Ijinkan aku mendampingimu hingga akhir.”

Donghae masih diam. Berusaha mencerna setiap kata yang dikeluarkan Kyuhyun dari mulutnya. Mencoba menemukan kebenaran di dalamnya. Jika semua yang dikatakan Kyuhyun benar adanya, apakah itu artinya ia masih punya harapan hidup?

*

            Siwon terpekur menatap kerlipan cahaya dari kota Seoul di hadapannya. Tanggal pernikahan telah di tentukan. Dua minggu lagi, ia akan menjadi bagian dari keluarga Chen. Seharusnya ia bangga. Marga Chen sangat terkenal dan disegani di daratan Cina. Siapa yang tak kenal mereka? Dan bisa dipastikan suatu saat Siwon akan memimpin agensi milik Jhonny Chen. Semua yang ia impikan selama ini sebentar lagi aka nada dalam genggamannya.

Tapi entah mengapa ia tidak bahagia. Sejak pertemuannya kembali dengan Kyuhyun setelah delapan tahun, ia jadi bimbang. Ia mencintai karirnya tapi ia masih mengharapkan Kyuhyun. dan yang terpenting lagi, ia tidak bisa meninggalkan Tiffany. Terlalu banyak janji yang ia katakan pada gadis itu, ia tidak mungkin mengingkarinya.

Dulu ia pernah berjanji dank arena keegoisannya ia mengingkari janji itu. Namun apakah ia harus mengingkari janji keduanya karena keegoisannya lagi? Ia mencintai Tiffany dan Kyuhyun. Namun ia akan kehilangan segalanya jika ia memilih Kyuhyun. Tapi jika ia memilih Tiffany, maka ia akan kehilangan cinta pertamanya.

Mungkin orang-orang yang mengetahui kisahnya dengan Kyuhyun akan sangat marah bahkan mengatainya egois, tidak berperasaan , lelaki brengsek atau apalah. Tapi yang paling mengerti hatinya hanya ia sendiri.

Betapa ia mencintai Kyuhyun. Tapi di awal karirnya ia tidak boleh ketahuan memiliki kekasih. Jadwalnya juga sangat padat. Ketika ia bisa mengatasi segalanya, muncul Tiffany yang mati-matian ingin mendapatkan Siwon. Maka Jhonny Chen turun tangan dengan meminta langsung pada Siwon untuk menerima anaknya.

Apa yang bisa ia lakukan? Utang budinya pada Jhonny Chen terlalu banyak, ia tidak tega menolak permintaan penolongnya itu. Maka dengan berat hati ia terpaksa menerima Tiffany dan mengorbankan hatinya. Tapi seiring berjalannya waktu, ia jatuh cinta pada ketulusan gadis itu. Semakin hari ia semakin mencintai sosok rapuh itu. Tiffany telah kehilangan ibunya sejak ia kecil, maka ia tumbuh jadi gadis pemalu yang rapuh. Mana mungkin Siwon tega meninggalkannya?

Berada dalam lingkaran ini sungguh membuatnya sakit. Dan bukan hanya dia, Kyuhyun juga ikut menderita. Jika ia meninggalkan Tiffany, bukankah gadis itu akan semakin rapuh? Ingin rasanya Siwon membunuh dirinya sendiri karena telah mengecewakan orang-orang yang ia cintai. Tapi ia tahu hal itu sia-sia. Dengan bunuh diri, tidak akan menyelesaikan masalah.

“Hai.. kenapa kau melamun? Apa yang kau pikirkan?” sepasang tangan dengan jari-jari lentik memeluknya dari belakang. Menyebarkan kehangatan di tubuh Siwon. Siwon menoleh ke belakang dan membelai pipi Tiffany lembut.

“Aku tidak apa-apa. Aku hanya merindukan kota ini. Sudah lama sekali aku tidak pulang, bukan?” kata Siwon berbohong.

“Aku kira kau memikirkan pernikahan kita. Jangan khawatir, papa sudah mengurus semuanya. Kita tinggal datang ke pernikahan lalu saling mengucap janji setia. Hanya itu. Jadi tidak perlu terlalu kau khawatirkan.” Kata Tiffany. Dibelainya dada Siwon lalu mengecup punggung lelaki itu.

“Aku tidak khawatir. Aku hanya.. gugup. Ini pertama kalinya bagiku, aku ingin segalanya sempurna.” Lagi-lagi Siwon berbohong.

“Ya benar, sekali seumur hidup untuk selama-lamanya. Aku ingin menjadi bagian dari hidupmu selamanya. Menjadi istri yang baik, merawat anak-anak kita, dan menjadi tua hanya denganmu.”

Siwon ingin sekali menangis mendengar kata-kata Tiffany. Siapa yang sanggup meninggalkan gadis seperti ini? Ia malah semakin berdosa karena masih memikirkan Kyuhyun. Apa yang harus dilakukannya?

*

            Keesokan harinya Siwon datang ke rumah sakit. Ia ingin menjenguk Donghae. Menurut pengakuan dokter, Donghae terkena penyakit mematikan, kanker otak. Ini semakin membuat Siwon goyah. Bagaimana jika ternyata Donghae pergi? Kyuhyun akan sendiri lagi, akan terpuruk lagi. Mana mungkin ia tega melihatnya?

Ketika sampai di depan pintu kamar rawat Donghae, ia menarik nafas panjang dan menyiapkan dirinya. Jangan sampai ternyata Donghae menyerangnya dengan kata-kata menyakitkan hati . Namun ketika ia ingin masuk, langkahnya tertahan. Ia mendengar suara orang bercakap-cakap dari dalam.

“Semua sudah lengkap. Anda tinggal memeriksanya sekali lagi lalu menandatanganinya. Tapi, apa anda yakin? Anda masih bisa sembuh. Jangan keras kepala seperti ini.” Sebuah suara berat berkata dari dalam kamar Donghae.

“Aku sudah yakin, Mr. Kim. Waktuku sudah cukup di dunia. Aku sudah lelah. hanya saja aku tidak ingin melihat mereka semua bekecukupan sebelum aku tinggalkan. Bisa kau bacakan sekali lagi perinciannya?” kata Donghae.

“Tentu saja, Mr. Lee. Choi Minho dan Shim Changmin masing-masing akan mendapatkan tiga buah restaurant di Amerika, dua café di Seoul serta uang sebesar 300.000 dollar.  Sedangkan Cho Kyuhyun akan mendapatkan sebuah apartement di Seoul, satu apartement di Amerika, mobil, semua café milik anda di Seoul serta uang sebesar satu juta dollar. Sisanya akan disumbangkan ke panti-panti asuhan yang telah anda tentukan.”

“Bagus. Dan jangan lupa kalau kau tetap harus membayar penjaga untuk melindungi Kyuhun. Pastikan mereka tetap menjaga Kyuhyun dari jauh. Jangan sampai lengah. Aku tidak mau sesuatu terjadi padanya. Berjanjilah padaku kau akan selalu melakukannya, Mr. Kim.”

“Aku berjanji Mr. Lee, anda tidak perlu khawatir. Dengan segenap kekuatanku aku akan selalu mengawasinya. Jika aku mati, akan ada orang lain yang menggantikan tugasku. Dan ini akan berlangsung terus hingga Cho Kyuhyun mati. Begitu kan kemauan anda?”

“Benar. Hanya dengan begitu aku akan tenang. Aku hanya ingin hari-hari terakhirku terasa menyenangkan. Dengan melihatnya setiap hari, membuatku merasa lebih siap dan kuat menghadapi penyakit ini.?”

Kaki Siwon menjadi lemas. Ia pikir cintanya pada Kyuhyun lah yang paling besar. Padahal cinta Donghae jauh lebih tulus. Bahkan di ia masih sempat memikirkan masa depan dan keselamatan Kyuhyun.

Siwon jadi sangsi untuk menemui Donghae. ketika dia ingin melangkah pergi, dilihatnya Kyuhyun datang dari kejauhan. Dengan segera Siwon bersembunyi di tembok  belakang kamar Donghae. Dari situ ia bisa melihat dengan jelas dan mendengar dengan baik seluruh percakapan Donghae. Ia jadi menyesal, mengapa ia tidak memikirkan tempat itu daritadi.

Setelah Kyuhyun masuk, Mr. Kim berpamitan pada Donghae dan Kyuhyun lalu ia keluar. Tinggallah Kyuhyun dan Donghae berdua. Siwon masih mengamati tingkah laku kedua orang itu dari balik jendela.

“Hyung, aku membawakan makanan untukmu. Juga coffe latte kesukaanmu. Ayo, kau makan dulu lalu minum obatmu. Kata dokter, kau sudah bisa pulang besok.” Kata Kyuhyun sembari menyiapkan makanan di atas meja.

Donghae hanya menatap Kyuhyun dalam-dalam. Lalu Kyuhyun menyadari tatapan itu. “Hyung, kumohon. Sembuhlah demi aku. Jangan tinggalakan aku sendiri.”

Donghae tersenyum. “Jangan khawatir Kyu, kau tidak akan sendiri. Aku janji padamu, kau akan selalu bahagia walau tanpa aku.”

Kyuhyun menggeleng. “Jangan seperti ini, hyung. Kumohon. Kau membuatku takut. Aku tidak bisa tidur akhir-akhir ini karena memikirkanmu. Aku takut begitu aku terbangun, aku sudah tidak bisa lagi menatap matamu. Kumohon, hyung. jangan pergi. Ijinkan aku menjagamu.”

“Kyu, segala sesuatunya terjadi karena ada alasan di baliknya. Mungkin sekarang kau tidak paham. Tapi suatu saat kau akan mengerti kenapa aku lebih memilih mati daripada hidup. Dan pada saat itu, aku yakin kau sudah bisa menerima segalanya.” Kata Donghae bijak.

Kyuhyun mengambur dalam pelukan Donghae. Ia menangis lagi sejadi-jadinya. Terlihat jelas bahwa ia takut kehilangan sosok Donghae dari hidupnya.

“Aku sudah pernah kehilangan Siwon hyung sebelumnya. Aku tidak mau kehilangan kau juga hyung. Kumohon, tetaplah bersamaku. Kalau kau memang ingin mati, bawalah aku bersamamu. Tidak ada artinya lagi aku hidup jika kau tidak ada di sisiku. Kumohon hyung, jangan siksa aku seperti ini.”

Donghae ikut menangis. Direngkuhnya tubuh Kyuhyun dan megeratkan pelukannya. Ketika Kyuhyun mengangkat wajahnya, pandangan mereka beradu. Mereka saling tatap diantara tangis. Lalu entah siapa yang memulai duluan, mereka berciuman.

*

kyuhae

To Be Continued..

75 thoughts on “Long Time Coming – Chapter 8

    • huaaaaaaaaaaaaa donghae oppa jangan pergi jangan ninggalin kyu oppa sendiri tetaplah hidup demi kyu . seneng banget rasanya haekyu kiss hehhehehehehe daripada siwon sangat lah egois dan rakus lebih baik kyu sama donghae aja eonni

  1. Seneng dech liat siwon tau kali donghae mencintai kyuhyun lebih besar darinya…
    Aq pengen siwon jadi menderita…jahat c…

  2. Hohohoho itu hae ama kyu gk tau tempat yah ciuman lagi terus siwon ngeliat gk ya? Jdi gak sabar liat ekspresinya

  3. huaaaaaaaaaaaaa donghae oppa
    jangan pergi jangan ninggalin kyu
    oppa sendiri tetaplah hidup demi kyu
    . seneng banget rasanya haekyu kiss
    hehhehehehehe daripada siwon
    sangat lah egois dan rakus lebih
    baik kyu sama donghae aja eonni

Leave a comment