Long Time Coming – Chapter 6

Title                 :  Long Time Coming

Rate                 : T

Genre              : Romance, Hurt

Pairing             : WonKyu, KyuHae

Warning          : BL, OOC, typo (es)

Summary          : Kyuhyun selalu terbayang akan memory sang kekasih yang meninggalkannya sekian lama. Tidak seharipun ia bisa melupakan kenangan indah mereka. Akankah Kyuhyun menyerah?

CHAPTER 6

Kyuhyun mendengar Siwon kembali ke Cina hari itu juga. Tapi ia tidak peduli. Baginya Siwon yang ia kenal sudah mati, membawa serta hatinya. Mungkin untuk kedepannya ia bahkan tidak pernah bisa merasakan cinta lagi. Ia tidak mau merasakan sakit itu lagi. Jadi untuk kedua kali dalam hidudpnya, ia membiarkan Siwon pergi, namun kali ini ia tahu Siwon tidak akan pernah kembali.

“Kyu, kau baik-baik saja? Seharusnya kau tidak perlu melakukan hal seperti ini. Segalanya bisa dibicarakan baik-baik kan?” kata Donghae ketika semua tamu sudah pulang. Mereka berdua berdiri di balkon memandangi kota Seoul yang indah dari atas.

Kyuhyun menggeleng. “Aku tidak peduli jika ia mengataiku. Tapi aku tidak terima jika ia membandingkan dirinya denganmu, hyung. Apa haknya untuk melarangku dekat dengan siapapun yang aku mau? Sedangkan ia pergi meninggalkanku begitu lama. Biarlah hyung, mungkin memang akhir cerita kami harus seperti ini.”

Donghae tidak tahu harus bilang apa lagi. Kyuhyun terlalu keras kepala. Seharusnya Donghae senang karena Kyuhyun membelanya di depan Siwon, tapi itu justru tidak membuatnya bangga. Ia memang mencintai Kyuhyun, tapi ia tidak mau Kyuhyun berpaling padanya hanya karena ia patah hati pada Siwon. Donghae mau Kyuhyun menerimanya karena lelaki itu mencintainya tanpa bayang-bayang Siwon bersamanya.

“Semua keputusan ada padamu, Kyu. Hanya kau yang paling tahu mana yang terbaik untukmu. Hanya saja, pikirkanlah baik-baik sebelum kau bertindak. Jangan sampai kau menyesali segalanya hanya karena kau gegabah.” Kata Donghae bijak.

“Terima kasih hyung..” kata Kyuhyun lalu memeluk Donghae dari belakang.

Donghae merasakan jantungnya berdebar keras. “Eh.. untuk apa, Kyu? Aku tidak melakukan apa-apa.”

“Mungkin kau memang merasa tidak melakukan apa-apa hyung.. Tapi aku yang merasakannya. Jika bukan karena kau, Changmin dan Minho, mungkin aku sekarang sudah jadi orang tak berdaya yang bodoh dan kesepian. Kau memberi segalanya yang kubutuhkan. Dan itu sudah lebih dari cukup dari apa yang sepantasnya kuterima.” Kata Kyuhyun yang semakin meneggelamkan kepalanya di tengkuk Donghae.

“Aku.. Aku..” Donghae ingin menjawab Kyuhyun namun sakit kepala lagi-lagi menyerangnya. Tangannya bertumpu pada besi pegangan balkon. Kepalanya terasa berat dan pandangannya berputar-putar. Ia tak kuat lagi menahannya. Suara terakhir yang didengarnya adalah suara Kyuhyun yang memanggil namanya dengan panik.

*

Kyuhyun, Changmin dan Minho menunggu di luar Unit Gawat Darurat dengan cemas. Wajah ketiganya pucat seperti mayat hidup. Minho bahkan sudah menangis. Mereka masih menunggu dokter yang memeriksa Donghae. harapan mereka semoga Donghae baik-baik saja. Bahkan Changmin mengatakan akan memarahi bosnya itu karena terlalu lelah bekerja.

“Donghae-ssi akan segera dipindahkan ke ruang rawat. Siapa keluarganya diantara kalian?” Tanya Dokter yang sudah keluar dari UGD.

Ketiganya langsung maju menuju dokter itu.

“Apa kalian keluarganya?” Tanya dokter lagi.

Ketiganya mengangguk. “Donghae hyung tidak punya saudara. Orang tuanya sudah tidak ada. Jadi kamilah yang selalu bersamanya.” Kata Kyuhyun pada dokter.

“Baiklah.. Bisakah kalian ikut ke ruanganku sebentar? Ada hal penting yang harus kubicarakan pada kalian.” Kata dokter yang lalu berbalik dan berjalan menuju ruangannya. Ketiga lelaki itu membuntuti dokter dengan rasa penasaran.

“Aku tidak akan menutupinya lagi. Kupikir kalian harus tahu.” Kata dokter ketika mereka sudah duduk tenang di ruang kerja si dokter.

“Ada apa, dokter? Donghae hyung baik-baik saja kan?” Tanya Minho cemas. Ia kembali menangis.

Dokter menggeleng. “Sebenarnya Donghae-ssi sudah melarangku untuk memberitahukan segalanya pada siapapun. Ia tidak ingin membuat siapapun khawatir akan dirinya. Tapi aku tidak bisa menutupinya lagi.”

“Dokter, tolong beritahu yang sebenarnya pada kami. Jangan buat kami penasaran lebih lama lagi.” Kata Changmin dengan tidak sabar.

Dokter menghembuskan nafas berat lalu memulai ceritanya. “Donghae-ssi menderita kanker otak stadium dua. Awalnya ia ingin sembuh, tapi belakangan ini entah mengapa ia memintaku untuk menghentikan semua pengobatannya. Ia menolak datang untuk memeriksakan sakitnya, juga menolak semua obat-obatan yang kuberikan. Yang kutahu ia bahkan sudah menghubungi pengacaranya dan menyiapkan surat wasiat. Sepertinya ia tengah putus asa akan hidupnya. Berulang kali aku memintanya datang bahkan aku beberapa kali mendatanginya, tapi ia selalu menolak pengobatan.”

“Ingat, ini kanker. Penyakit mematikan yang akan membunuhnya pelan-pelan. Ini masih stadium dua, masih bisa disembuhkan sebelum masuk stadium tiga. Kemungkinan sembuhnya ada 50%. Kami bisa mengobatinya dengan radiasi, kemoterapi ataupun operasi. Tolong, bicaralah padanya. Buat ia menerima bantuan kami. Kami tidak bisa melihat pasien kami seperti ini. Jika ia terus-terusan bersikap seperti ini, maka ia akan mati.”

Kyuhyun merasa ingin mati mendengar kata-kata dokter di depannya. Lee Donghae yang ceria, bijaksana, dewasa juga sangat bijak ternyata menyimpan penyakit berbahaya di balik otaknya yang cerdas itu. Bagaimana mungkin mereka bisa hidup tanpa Donghae? Bagaimana mungkin ia bisa bertahan jika Donghae adalah sandaran hidupnya?

Kyuhyun merasakan airmatanya jatuh pelan-pelan tanpa bisa dicegahnya. Sakit sekali rasanya mengetahui orang yang kau kenal dengan baik akan pergi meninggalkanmu karena ia menyerah pada hidupnya. Padahal Donghae lah yang selalu menyadarkannya bahwa hidup selalu berharga. Bahkan terlalu berharga untuk disia-siakan. Mengapa ia sanggup mebahagiakan orang lain tapi tidak mampu membahagiakan dirinya sendiri?

Mengapa seorang Lee Donghae mampu membuat orang lain bangkit dari keterpurukan namun ia tidak bisa bangkit dari sakitnya? Ia selalu menasehati Kyuhyun agar senantiasa kuat, tegar dan tabah menjalani hidup. Namun mengapa Donghae menyerah?

Dipandanginya Changmin yang tengah memeluk Minho. Keduanya menangis lebih keras daripada dirinya. Kyuhyun seperti orang linglung. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Donghae hyungnya yang berharga. Yang selama ini hanya ia ‘manfaatkan’ sebagai sandarannya akan pergi meninggalkannya selama-lamanya.

Kyuhyun keluar dari ruang dokter. Ia tidak tahu kemana kakinya melangkah. Ia tidak peduli. Yang dipikirkannya saat ini hanya Donghae. Tanpa sadar ternyata kakinya membawanya ke ruang rawat Donghae.

Kyuhyun terus melangkah masuk dan mendekati Donghae yang sedang tertidur pulas. Dipandanginya wajah seorang kakak sekaligus sahabat yang disayanginya itu. Begitu tampan, begitu muda. Wajah itu yang selalu menjadi penengah diantara Kyuhyun, Changmin dan Minho. Mengajarkan tentang hidup pada ketiganya terutama pada Kyuhyun yang terpuruk.

Namun lelaki bijak itu memilih meninggalkan mereka pada akhirnya. Kyuhyun menggenggam tangan Donghae lalu menangis diam-diam. Ia tidak mau membangunkan Donghae. hatinya serasa diremas-remas. Sakitnya luar biasa. Andai saja bisa, ia rela menukar dirinya dengan Donghae. Biar saja ia yang mendapatkan sakit itu. Donghae terlalu berharga bagi mereka, terutama baginya.

Merasakan sakit hatinya, mengingat semua yang pernah Donghae lakukan untuknya, ia yakin ia tidak akan sanggup menatap ke depan tanpa Donghae disisinya.

“Jangan pergi hyung.. Jangan tinggalkan aku.. Aku membutuhkanmu.. Aku mencintaimu..” Kyuhyun sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi. Isakannya semakin keras. Tanpa disadarinya, mata Donghae yang tertutup ikut mengeluarkan airmata.

*

Changmin dan Minho memutuskan tidak akan membahas hal ini di depan Donghae. mereka mempercayakan Kyuhyun untuk membujuk Donghae. mereka yakin, Donghae akan lebih mendengar Kyuhyun daripada mereka.

Jadi mereka mengunjungi Donghae dengan wajah riang seperti biasanya. Pura-pura tidak tahu apa yang akan sebenarnya terjadi. Mereka pura-pura percaya ketika lagi-lagi Donghae mengatakan bahwa ia terlalu lelah dan kurang darah hingga harus lebih banyak istirahat.

Mereka bahkan menghibur Donghae agar cepat sembuh dan untuk sementara tidak perlu mencemaskan urusan café dulu. Mereka akan mengerjakannya. Kyuhyunlah yang ditugaskan menjaga Donghae di rumah sakit. Karena Changmin harus mengawasi café. Tingkat rasionalnya jauh lebih tinggi. Ia tipe berkepala dingin yang bisa membedakan mana urusan pekerjaan dan pribadi. Ia tidak akan membiarkan café jadi terbengkalai hanya karena ownernya sakit.

Sedangkan Minho dengan keras langsung menolak untuk menjaga Donghae. Karena ia tidak tahan untuk menangis setiap melihat wajah bosnya itu. Ia takut upaya mereka untuk menutupi hal ini dari Donghae akan terbongkar.

“Kyu, tolong jangan biarkan ia melakukan hal-hal aneh. Paksa dia minum obatnya dan usahakan tidurnya cukup. Kami bergantung padamu, Kyu.” Kata Changmin. Sedangkan Minho disampingnya lagi-lagi menangis.

“Minho-ya, sudahlah. Menangis tidak akan membuat Donghae hyung sembuh. Lagipula kau membuat kami sedih mendengar tangisanmu. Ingat, kau harus kuat. Kita harus kuat demi Donghae hyung.” kata Kyuhyun pada Minho.

Changmin dan Minho lalu pamit pulang dan Kyuhyun kembali masuk ke kamar Donghae. Donghae terlihat sedang mengutak-atik ponselnya. Melihat itu Kyuhyun segera merebut ponsel itu dan mematikannya.

“Ya! Kyuhyun-ah, kenapa kau mengambil ponselku? Kembalikan. Aku sedang bicara dengan pengacaraku.” Kata Donghae terlihat sedikit kesal.

“Pengacara katamu, hyung? Ada apa? Biarkan aku membantumu jika kau ada pekerjaan. Selama kau sakit, aku akan mengurus semua pekerjaanmu. Kau hanya boleh beristirahat dan minum obat.” Kata Kyuhyun yang lalu mengantongi ponsel Donghae.

Donghae terlihat gugup. “Itu.. itu.. aku.. aku ada pekerjaan sedikit. Dan aku meminta pengacaraku membereskannya. Ayolah, kembalikan ponselku.”

Kyuhyun menggeleng tegas.”Tidak! Aku tidak akan mengutak-atik ponselmu, hyung. Aku hanya ingin melihatmu sehat kembali. Jadi selama kau dirawat disini, aku tidak akan membiarkanmu memikirkan pekerjaan. Kau punya aku, Changmin dan Minho. Kau bisa mengandalkan kami dan kau tahu itu. Setelah kau keluar dari sini, aku boleh kembali sibuk, aku berjanji tidak akan mengganggumu. Tapi kumohon, kali ini dengarkan aku.”

Donghae menggerutu kecil. Tapi ia menuruti Kyuhyun. ia tidak punya pilihan lain selain mengikuti kehendak lelaki yang dicintainya itu. Ia lalu menyantap makanannya dan meminum obatnya. Tak lama setelah itu, Donghae kembali tertidur pulas.

*

Kyuhyun memandang ponsel Donghae di tangannya. Ingin sekali ia cari tahu apa yang sedang dikerjakan Donghae bersama pengacaranya. Ia tahu sebenarnya ini lancang, tapi ia tidak punya pilihan lain. Mungkin ini adalah cara untuk membantu Donghae.

Segera diaktifkannya ponsel itu. Kemudian ada perintah untuk memasukkan password. Kyuhyun menghela nafas. Ternyata ponsel Donghae terkunci. Kembali keraguan menyergapnya. Namun segera ditepiskannya keraguan itu dan mulai mengetik nama lengkap Donghae. Wrong Combination.

Kemudian Kyuhyun mencoba memasukkan tanggal lahir Donghae. Kembali tulisan wrong combination muncul. Lalu ia mencoba memasukkan nama café mereka, namun tetap saja perintahnya salah. Ia punya satu kata terlintas dikepalanya, tapi ia merasa tidak mungkin jika passwordnya demikian. Akhirnya Kyuhyun mencoba harapan terakhirnya. Diketikkan namanya sendiri. Lalu muncul tulisan “Welcome”. Kembali airmata Kyuhyun jatuh.

Donghae menggunakan namanya sebagai password ponselnya. Artinya Kyuhyun punya pengaruh besar di hidup Donghae. Sedih sekali ia rasa, karena ia tidak mampu memberikan apapun sebagai balasannya selama ini.

Dibukanya kotak pesan Donghae lalu membaca pesannya mulai dari bawah. Begitu banyak pesan, diantaranya dari Changmin, Minho, Kyuhyun sendiri, beberapa nomor tak dikenal,juga dari Mr. Kim, pengacara Donghae.

Kyuhyun membuka pesan dari nama-nama yang ia kenal.

Dari Changmin : “Ia baik-baik saja, hyung. hanya sedikit flu dan demam kurasa. Kau sendiri bagaimana? Cepatlah pulang, kami merindukanmu.”

Dari Minho : “Jangan begitu hyung, aku tahu kau cemas. Tapi aku yakin Kyuhyun baik-baik saja. Aku akan selalu mengabarkan perkembangannya padamu.”

Dari Mr.Kim : “Semua akan diurus sesuai permintaan anda. Saya sudah menyiapkan segalanya. Anda hanya perlu mempelajarinya dulu.”

Dari Changmin : “Aku tahu kau mencintainya, hyung. Walaupun kecil kemungkinannya ia akan melihatmu, tetaplah berusaha. Aku yakin, suatu saat pintu hatinya akan terbuka untukmu.”

Dari Minho : “Walaupun ia tidak pernah bisa menerimamu, aku tahu bahwa ia menyayangimu, hyung. Betapa beruntungnya Kyuhyun memiliki seseorang yang amat mencintainya seperti kau.”

Dari Mr. Kim : “Semua sudah beres, tuan. Anda tinggal menandatanganinya. Begitu waktu yang ditentukan tiba, para pewaris ini akan segera menerima haknya.”

Penglihatan Kyuhyun menjadi kabur. Airmata sudah mengumpul di depan bola matanya. Siap-siap untuk meluncur turun. Begitu berharganya kah dirinya hingga Donghae selalu mencari kabarnya? Masih banyak pesan lain di kotak masuk itu, tapi Kyuhyun tidak mau membacanya. Hanya membuatnya semakin merasa bersalah.

Lalu ia tertarik melihat sebuah pesan di kotak keluar. Hanya ada satu. Dengan cepat Kyuhyun membukanya.

To Changmin : “Melihatnya sudah membuatku bahagia, mengetahui ia bahagia sudah membuatku merasa kuat, melihat senyumnya memberiku semangat dalam menjalani hari-hariku. Aku tidak akan minta apa-apa lagi pada Tuhan selama Kyuhyun bahagia.”

Kyuhyun tidak tahan lagi, airmatanya mengalir deras. Namun sekuat tenaga ia menahan suaranya keluar. Ia  merasakan keinginan kuat untuk membunuh dirinya sendiri yang selama ini begitu apatis terhadap Donghae.

Lalu Kyuhyun tidak sengaja melihat televisi yang menayangkan berita terkini. Seorang penyiar wanita tengah membacakan berita.

Choi Siwon, seorang artis asal Korea yang berkibar di Cina hari ini mengumumkan pertunangannya dengan anak produser terkenal, Jhonny Chen. Anak gadis semata wayang Jhonny Chen yang diketahui bertama Tiffany Chen itu baru saja menyelesaikan pendidikannya di salah satu universitas ternama di Amerika. Pernikahan yang diduga akan digelar secara megah ini kemungkinan akan dilaksanakan..

Kyuhyun tidak dapat mendengar kelanjutan kata-kata si penyiar. Ia mendadak tuli. Dunianya terhenti. Otaknya berhenti bekerja. Bahkan darahnya terasa berhenti mengalir. Ia juga tidak bisa mendengar detak jantungnya sendiri.

‘Tuhan, jika kau berkenan, tolong ambil nyawaku sekarang juga. Hentikan rasa sakit ini. Hentikan penderitaanku. Biarkan aku pergi tanpa beban.’ Kata Kyuhyun dalam hati.

*

 sifany-siwon-tiffany-super-generation-super-junior-and-girls-generation-17286062-540-469-1

To Be Continued..

79 thoughts on “Long Time Coming – Chapter 6

  1. Loh lohh donghae kenapa harus sakit sih? Terus yang nanti jagain kyu siapa. Tuh siwon bagus banget yah pake tunangnya segala tambah seddihhh bacanya 😥

Leave a comment