Missing You

Title : Missing You

Starring : Cho Kyuhyun, Shim Changmin (Slight)

Pair : ChangKyu (Broken)

Rate : PG-13

Genre : Angst, OOC, BL, Typo(es).

Author : Macchiato94

Disclaimer : Cerita ini masih berhubungan dengan FF CahngKyu yang berjudul …How am I Supposed to Live Without You.

TOK TOK

Seorang pria bertubuh kecil tampak tengah mengetuk pintu kayu berwarna coklat itu dengan hati-hati. Takut jika suara ketukannya yang terlalu nyaring dapat mengganggu ketenangan si pemilik kamar dibalik pintu. Selain karena itu, ia juga tidak ingin membuat kegaduhan dan menarik perhatian dari pernghuni dorm yang lain.

“Kyu…”

 Lelaki tersebut mulai memanggil nama si pemilik kamar setelah beberapa kali ia mengetuk pintu dihadapannya yang sama sekali tidak mendapatkan respon.

“Kyuhyun-ah…”

Panggilnya sekali lagi dengan volume yang –sedikit- lebih keras. Berharap paling tidak panggilannya itu membuahkan hasil dengan sahutan ataupun pintu yang terbuka.

“Ada apa wookie?”

Si pria bertubuh kecil, Ryeowook, sedikit terlonjak ketika ia merasakan pundaknya di tepuk oleh seseorang yang memanggil namanya.

“Bukankah tadi kau ingin memanggil Kyuhyun untuk makan malam? Tapi kenapa kau malah berdiri disini?” Rentet pertanyaan itu terlontar dari bibir Kangin ketika ia melihat eternal maknae-nya terus berdiri di hadapan pintu kamar Kyuhyun yang masih tertutup.

“Nng, iya hyung. Aku memang mau menyuruh Kyuhyun untuk makan malam, tapi…” Ucapannya terhenti. Sedikit enggan untuk menceritakannya pada hyungnya karena ia tidak ingin membuatnya khawatir, “…semenjak tadi aku mengetuk pintu dan memanggil Kyuhyun, ia sama sekali tidak menyahut ataupun membuka pintunya.”

“Sungguh?” tanya Kangin terkejut. Kekhawatiran jelas terpancar dari wajahnya. Tidak biasanya adik bungsunya ini mengabaikan pangilan hyungnya, sesibuk apapun itu.

“Apa mungkin dia sedang tidur?” Gumam kangin seolah tidak yakin dengan dugaannya sendiri yang dibalas oleh Ryowook dengan gelengan kepalanya. Bayangan saat ia memasuki kamar Kyuhyun dan mendapati tubuh Kyu yang tergeletak di lantai karena kehilangan kesadarannya beberapa hari lalu sontak melintas kembali di pikirannya. Dan ia bersumpah tidak ingin hal tersebut terulang kembali untuk kedua kalinya.

Dengan perasaannya yang masih diliputi kekhawatiran, Kangin pun berusaha membuka pintu tersebut dengan memutar kenop pintu.

“Terkunci?” tanya Kangin, ia pun beralih pada Ryeowook yang terlihat mulai gelisah, “Wookie, bisakan kau ambilkan kunci cadangan kamar dorm didalam laci meja kamarku?” pintanya yang langsung disanggupi oleh Ryeowook dan langsung bergegas ke kamar hyung tertuanya saat ini.

Sementara Kangin, saat ini pria bertubuh besar tersebut tengah berusaha memutar-mutar kenop pintu meskipun ia tahu usahanya akan sia-sia. Ia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Kyuhyun.

Semenjak kepergian Changmin yang mendadak, Kyuhyun setiap harinya hanya mengurung diri dalam  kamar yang tertutup rapat. Ia hanya akan keluar dari dalam kamar jika ada schedule ataupun panggilan hyung-nya yang memintanya untuk makan dengan mata yang sembap meskipun senyum tetap terulas dari bibirnya.

Hyung-deulnya sendiri tidak pernah tahu apa yang dilakukan maknae mereka jika sedang mengurung diri. Namun tidak jarang mereka akan mendengar suara teriakan dan isakan tangis dari arah kamar tersebut. Dan puncaknya adalah ketika beberapa hari lalu, ketika Siwon mendobrak pintu kamar Kyuhyun dan mendapati tubuhnya tergeletak pingsan karena demam dan kelelahan.

“Ini hyung…”

Kangin menoleh pada Ryeowook yang mengulurkan kunci padanya. Dangan segera ia memasukkan kunci tersebut dan membuka pintunya dengan sedikit kasar.

“Kyu?”

Panggil Ryeowook setelah ia dan Kangin berhasil masuk kedalam kamar. Sementara Kangin sendiri tengah menjelajahi kamar tersebut karena tidak mendapati sosok Kyuhyun, bahkan di kamar mandi sekalipun.

“Hyung,lihat.” Pinta namja bersuara melengking itu seraya mengangangsurkan secarik kertas pada hyungnya. Kertas yang ia ketahui berisi tulisan tangan Kyuhyun.

Hyung-deul,

Aku tahu kalian pasti akan memintaku untuk makan malam. Jangan mengkhawatirkanku. Saat ini aku hanya ingin keluar dan mencari udara segar. Entah kenapa aku merasa sangat jenuh malam ini. Oh, dan maafkan aku karena aku mengunci pintunya. Tapi meskipun begitu kalian pasti akan tetap bisa masuk, kan? Maka dari itulah aku meninggalkan pesan ini. Dan mungkin nanti aku akan menginap di apartement Changmin.

Kyuhyun.

 

“Kau tidak akan berniat mencarinya, hyung? Aku tetap khawatir dengannya.”

Kangin tersenyum, antara lega karena kekhawatirannya tidak terjadi dan lucu mendengar ucapan Ryeowook yang terdengar seperti seorang ibu mengkhawatirkan anaknya,”Aku percaya padanya…”

***

Ditempat lain, tepatnya di sebuah kawasan apartement yang cukup elit. Tampak sebuah taksi menepi dan berhenti tepat di hall kawasan apartement tersebut. Beberapa saat kemudian, tampak pintu dari bangku penumpang taksi tersebut terbuka dan menampakkan sesosok pria tinggi yang terbalut sweater dan celana jeans panjangnya.

“Kamsahamnida ahjusshi.” Ucap namja tinggi itu pada sang pengemudi taksi sebelum mobil berwarna kuning tersebut berlalu meninggalkannya. Seulas senyum terbentuk dari bibir tipisnya, senyum tulus yang telah lama tidak tersungging dari bibirnya.

“Aku pulang Changminnie…”

***

KLIK

Sinar lampu segera menyergap memenuhi penjuru ruangan ketika sepasang tangan menekan sakelar lampu didekat pintu masuk yang telah terbuka. Sejenak, namja itu hanya terdiam di tempatnya berdiri, pandangan matanya tampak menyusuri setiap sudut apartement yang cukup lama tidak ia datangi.

Masih sama seperti dulu ketika terakhir kali ia datang ke tempat ini. Bahkan aroma dan atmosfernya pun tidak ada yang berbeda, terkesan nyaman dan hangat. Setiap perabotannya masih tertata rapi. Terlalu rapi jika mengingat dulunya apartement ini dihuni oleh seorang namja. Yang berbeda kali ini mungkin suasana apartment bernuansa creamy ini tampak lebih sunyi dan tenang karena ditinggal untuk selamanya oleh penghuninya.

Ya. Saat ini Kyuhyun tengah berada di apartement Changmin, kekasihnya, dulu. Sudah sebulan ini ia tidak pernah atau tepatnya tidak memiliki keberanian untuk datang ke apartement ini. Ia takut, jika semua kenangannya bersama Changmin yang mereka lalui di tempat ini kembali terbayang dalam memorinya dan membuatnya semakin terpuruk.

Namun entah kenapa, malam ini ia ingin sekali datang dan menginap. Dan ia berharap jika kedatangannya ke tempat dimana Changmin menghabiskan waktunya sehari-hari dulu, setidaknya dapat mengurangi kerinduannya yang membuncah pada namja jangkung tersebut.

Setelah sebelumnya ia melepas sepatunya dan meletakannya di rak, ia pun perlahan melangkahkan kaki jenjangnya untuk masuk lebih dalam bagian yang telah ia anggap sebagai rumah keduanya ini.

Seiring dengan kakinya yang  melangkah, satu tangannya pun ikut bergerak. Menyusuri benda apapun yang dapat ia jangkau menggunakan jemarinya. Hingga pada akhirnya ia berdiam diri disudut ruang tamu. Dimana ruangan tersebut yang biasanya digunakan oleh  Changmin untuk menonton TV, bertanding game, bertengkar bahkan hingga saling berebut makanan. Tanpa bisa dicegah, kenangan itu selalu bermunculan dalam ingatannya. Bagaikan deja vu yang seolah membuat dadanya sesak. Ia bahkan tidak tahu apa penyebabnya.

Ia memejamkan matanya erat. Berusaha mengendalikan pikirannya yang tanpa bisa dicegah melayang pada setiap kejadian masa lalu yang terjadi di tempatnya berpijak. Saat dimana ia saling meneriaki satu sama lain karena saling menuduh curang ketika bermain game hingga setiap adegan lovey dovey-nya dengan lelaki bersuara tinggi itu ketika mereka berdua meononton drama ataupun film bersama.

Ia menghela nafas dalam. Menggelengkan kepalanya pelan mencoba mengusir bayangan tersebut. Dengan segera ia melangkahkan kakinya kembali menuju kamar Changmin sekedar untuk mengistirahatkan diri. Ia lelah. Bukan hanya fisiknya saja tetapi batin dan perasaannya juga seakan merasakan hal yang sama.

***

         Kyuhyun menyandarkan tubuhnya dibalik pintu yang baru saja ia tutup. Ia menengadahkan kepalanya keatas seraya memejamkan kedua matanya, berusaha untuk menenangkan diri. Beberapa saat kemudian, ia melangkahkan kakinya dengan gontai. Seperti dituntun, kini dirinya telah berdiri tepat dihadapan lemari pakaian yang terletak disalah satu sudut kamar tersebut. Perlahan, ia menggerakan tangannya dan membuka pintu lemari berwarna cokelat yang berdiri kokoh dihadapannya. Satu tangannya bergerak menyusuri satu persatu pakaian milik Changmin yang tergantung dengan rapi. Hingga gerakan tangannya terhenti pada salah satu pakaian yang sangat familiar baginya. Kaus putih berlengan panjang bermotif strip yang serupa dengan miliknya. Kaus pemberiannya ketika mereka berdua berkencan yang sekaligus menjadi kaus couple bagi mereka.

Ia kemudian mengambil kaus tersebut dari gantungannya dan menciumnya. Mencoba menyesap sebanyak-banyaknya aroma khas milik sang kekasih yang masih tersisa dari pakaian tersebut. Memeluk pakaian berwarna putih itu dengan erat. Membayangkan dirinya yang tengah memeluk tubuh tinggi yang senantiasa memberinya perlindungan.

“Changmin..Changmin…Chang..hiks..Min..”

Racaunya diiringi isakan ketika ia terlalu terbawa perasaannya sendiri. Isakannya berubah menjadi tangisan tak terkontrol seolah ia tengah mengadu dan mengeluarkan seluruh beban beratnya ketika ia mengimajinasikan dirinya yang tengah berada dalam rengkuhan orang terkasihnya. Merasakan hangatnya pelukan kekasihnya yang selalu mampu memberinya kehangatan dan perlindungan. Meringkuk dan melesakkan wajahnya pada dada bidang Changmin. Mendengar tiap detakkan jantungnya yang berdegup kencang. Merasakan belaian lembut tangan besar Changmin dan mendengar nyanyian dengan suara lembut sang namjachingu yang seolah menjadi lullaby untuknya.

Dan seperti kehilangan daya, tubuhnya kini bahkan telah merosot dan jatuh tersungkur dilantai dingin ruangan tersebut. Ruangan gelap yang kini hanya terisi dengan suara isakan milik seorang Cho Kyuhyun.

***

        Namja berkulit pucat itu tanpa sadar mengusap tengkuknya ketika ia merasakan semilir angin malam yang menerpa tubuhnya. Baju hangat yang ia kenakan pun sepertinya tidak sanggup melindingi tubuh ringkihnya dari hawa dingin yang seolah menusuk tulangnya. Meskipun begitu, tak sedikit pun ia ingin beranjak dari posisinya yang kini tengah duduk meringkuk di long bench yang berada di balkon kamar apartment tersebut.

Setelah beberapa saat lalu ia menumpahkan segala bebannya dengan menangis. Kini ia lebih memilih untuk menenangkan dirinya dengan menyendiri di ruangan terbuka. Setidaknya perasaannya kini sedikit terasa ringan dengan melihat ribuan kerlip lampu yang tampak dari lantai sepuluh. Tempat dimana ia biasa menyendiri dan menenangkan diri.

 ________

 “Minnie…”

“…” tidak ada jawaban apapun.

“Minnie…” panggil Kyuhyun sekali lagi.

“…” Masih teteap tak ada respon.

Karena panggilannya tidak mendapatkan tanggapan, dengan kesal akhirnya Kyuhyun pun mencubit kaki Changmin yang tengah melingkari pinggangnya. Dan cubitan yang tidak bisa dibilang pelan itu sontak mengejutkan Changmin.

“Aigoo, sakit kyunnie. Kenapa kau suka sekali mencubitku, eoh?” tanya Changmin dengan tangannya yang kini tengah mengusap pahanya yang baru saja menjadi sasaran cubitan kekasih evil-nya ini.

Sementara Kyuhyun, namja manis itu tengah mencebikkan bibir merahnya dengan imut. Beruntung Changmin yang tengah duduk dan memeluknya dari belakang itu tak melihat perbuatannya, sehingga bibir merah  itu selamat dari terkaman namja mesum yang merangkap sebagai namjachingu-nya.

“Kau mengabaikan panggilanku, Shim Changmin. Memangnya apa yang sedang kau pikirkan saat ini?” Tanyanya yang lebih terdengar seperti merajuk. Mendengar pertanyaan tersebut, mendadak keinginannya untuk menggoda Kyuhyun terlintas dalam pikirannya. Sekali-kali membuat Cho Kyuhyun cemburu tidak masalah kan?

“Aku hanya sedang memikirkan isi pesan Sunhwa.”

Mendengar nama asing terucap dari mulut Changmin sontak membuat Kyuhyun membalikkan wajahnya untuk menatap Changmin dengan sorot penasaran.

“Sunhwa?”

Changmin mengangguk, “Ne, member Secret. Kau tidak lupa dengannya,kan?” tanyanya retoris. “Siang tadi ia mengirimiku pesan jika ia akan menjadi guest star di variety-ku, Cool Kiz on the Block.”

“Sejak kapan kalian berdua menjadi akrab seperti ini?” Tuntut Kyuhyun menatap Changmin dengan curiga. “Apa sejak kau mengatakan jika dia memiliki wajah yang sangat cantik  seperti  Lee Yeon Hee dan Yoona?”

Changmin menerawang, mengetuk-ngetukkan telunjuknya di dagu lancipnya, “Mmh, benar juga. Tapi lebih tepatnya mungkin sejak ia menjadi guest star di Moonlight Prince, Kyunnie. Bukan sejak aku memujinya cantik.“ Jawabnya tanpa merasa berdosa, “Dia gadis yang baik, lucu, ramah dan..”

“Dan tentunya sangat cantik.” Sergah Kyuhyun menambahi pernyataan Changmin. Masih teringat dengan jelas dibenaknya ketika ia mendengar dan melihat kekasihnya itu memuji secara terang-terangan gadis lain tepat dihadapannya. Ehm, dari layar televisi tentunya.

“Great!”  pria setinggi tiang listrik itu menyetujui perkataan Kyuhyun.

Kyuhyun melengos, memunggungi Changmin lagi. Merutuki sikap namja Shim yang menurutnya sama sekali tidak peka.

Tanpa sepengetahuan Kyuhyun, seringaian telah muncul dari bibir lebar Changmin. Lalu ia melingkarkan tangan panjangnya untuk melingkari perut Kyuhyun dan meletakkan dagunya di bahunya.

“Kau terlihat seperti sedang cemburu, Kyuhyun-ah…” godanya, sembari menatap wajah manis Kyuhyun dari samping. Tentu saja dengan nada senormal mungkin sebagai kamuflasenya yang tengah menahan senyuman kepuasannya karena telah berhasil menggoda Kyuhyun.

Kyuhyun masih belum menanggapi godaan Changmin. Cemburu? Tentu! Lelaki mana yang tidak akan cemburu ketika melihat kekasihnya memuji gadis lain di TV Nasional dengan tingkahnya yang malu-malu itu. Membuat ia menahan diri untuk tidak menghancurkan remote TV yang ia genggam kala ia melihat tayangan tersebut.

“Ani.” Sahut Kyuhyun cepat. Mencoba mempertahankan harga dirinya yang setinggi langit itu.

“Gotjmal.” Tuduh Changmin tanpa tedeng aling.

“Aniya! Atas dasar apa kau mengatakan kalau aku cemburu Mr. Shim?”

“Tentu saja karena Sunhwa. Karena dia gadis yang cantik, baik, ramah, lucu dan –“

“Ya! Ya! Ya! Puji dia sesuka hatimu saja Shim Changmin!” Seru Kyuhyun dengan berusaha melepaskan diri dari rengkuhan Changmin. Namun dengan sigap, Changmin menahan tubuh yang lebih kecil darinya itu untuk tetap berada ditempat.

“Nah, kan….akhirnya kau mengakuinya. Hahaha..” Gelak Changmin dengan puas. Mengabaikan Kyuhyun yang kini menatapnya dengan tatapan membunuhnya.

Butuh waktu beberapa saat untuk Changmin tertawa lepas sementara Kyuhyun hanya merengut karena kesal.

“Bahagia sekali, hah?”

“Tentu saja. Jarang sekali kan aku melihat kekasihku yang manis dan imut ini cemburu…” Bela Changmin semangat seraya mencolek dagu Kyuhyun dengan genit. Kyuhyun hanya mendecih kesal mendengar jawaban tersebut.

“Ngomong-ngomong, bagaimana bunyi pesan Sunhwa?” Tanya Kyuhyun penasaran meski ia harus menahan bulat-bulat harga dirinya demi rasa penasaran sekaligus cemburunya itu.

“Hhm? Pesan mana yang kau maksud, Kyu?”

“Tsk. Tentu saja pesan Sunhwa yang—tunggu!” Ia menghentikan ucapannya ketika ia menyadari sesuatu. Ia memalingkan wajahnya kembali untuk menatap Changmin, lagi. “Jangan bilang kau telah menipuku, Shim.” Desis Kyuhyun penuh penekanan. Dan demi melihat cengiran Changmin, ia ingin sekali memukul namja tersebut karena telah berhasil mempermainkannya.

Sebagai permintaan maaf, maknae DBSK itu kemudian memeluk tubuh Kyuhyun dan memberikan ciuman singkat di bibir merah dihadapannya, “Mianhe, chagi…”. Tentu saja tidak lupa dengan menampilkan senyumnya yang terkesan kekanakkan yang membuat kekesalan Kyuhyun mau tidak mau sedikit berkurang.

Kyuhyun menghembuskan nafasnya lemah, “Aku tidak suka jika kau berdekatan dengan wanita ataupun orang lain, Min-ah.  Kau milikku, tak perduli apapun yang terjadi.” Ujarnya seraya mengusap pipi Changmin yang menatapnya dengan sorot mata yang hanya tertuju padanya.

Changmin tersenyum mendengar keposesifan Kyuhyun akan dirinya. Itu menunjukkan seberapa penting eksistensinya untuk namja yang sangat ia cintai itu. Ia kemudian meraih tangan Kyuhyun dan menciumnya dengan sayang, “Aku milikmu, Kyuhyun-ah. Semua yang ada padaku adalah milikmu. Aku tidak peduli pada wanita-wanita ataupun orang lain yang tidak kau sukai itu. Karena seluruh bagian yang ada padaku, telah seutuhnya menjadi milikmu. Tanpa ada celah yang tersisa untuk mereka merebutku dari mu. Aratta?”

Kyuhyun mengerjap-ngerjapkan matanya cepat setelah mendengar pernyataan yang dirasanya terlalu cheesy itu. Tanpa dapat dicegah, rasa panas segera menjalar di wajahnya yang menghasikan semburat merah di kedua pipinya. Dengan cepat ia pun membalikkan tubuhnya. Memunggungi Changmin, lagi, guna menyembunyikan semburat merah yang kini tengah mucul di kedua belah pipi gembilnya itu.

Changmin sendiri tanpa mengucapkan sepatah katapun, memeluk tubuh Kyuhyun lagi. Mengabaikan tingkah malu-malu dari Kyuhyun karena salah tingkah mendengar ucapannnya. Mencoba memberikan kehangatan untuk kekasihnya. Membiarkan keheningan tercipta diantara mereka berdua. Terlarut dalam pikiran masing-masing yang dilatari langit malam dengan berjuta bintang yang membentang di kegelapan malam.

 _______

 “Tidak ada orang yang mampu merebutmu dariku, Min-ah. Tapi…mengapa malah Tuhan sendiri yang merebutmu secara paksa dariku?”

Kedua tangan Kyuhyun semakin merapatkan dirinya demi merasakan semilir angin malam yang menerpa tubuhnya. Meringkukkan tubuhnya dengan menekuk kedua kakinya diatas bangku tempatnya duduk. Ia tahu, sudah seharusnya ia memilih masuk kedalam ruangan dengan bergelung dalam selimut hangatnya. Tapi sekali lagi, demi melihat pemandangan indah yang terlihat dari refleksi matanya, ia enggan untuk beranjak dari tempat tersebut.

Ia kemudian mendongakkan wajahnya, menatap langit malam yang seolah terbentang tak terbatas dengan bulan dan bintang yang seolah menjadi pasangan abadi.

“Apa kau merindukanku diatas sana, Changminnie?” tanyanya pada kegelapan malam dengan seulas senyum getir yang terlukis di bibirnya. Menyuarakan isi hatinya yang selama ini menjadi beban berat dalam hatinya.

”Aku pernah mendengar seseorang yang mengatakan bahwa jika orang yang telah kembali pada Tuhan, ia akan selalu menjaga orang yang ia cintai dan ia sayangi dari atas sana.” Ucapnya seorang diri seraya mendongakkan wajahnya menatap kegelapan malam, “terdengar klise memang. Tapi…entah kenapa aku berharap jika itu memang benar terjadi.” Ia menghela nafasnya pelan sebelum ia melanjutkan kembali ucapannya,”Apa saat ini kau mulai menganggap aku bodoh karena mempercayai hal klise semacam itu, Changminnnie?” Ia terkekeh pelan, mentertawai kebodohannya sendiri.

Namun beberapa saat kemudian, kekehan tersebut berubah menjadi senyum tipis. Senyum yang ia sunggingkan dengan tulus, “Apa kau mendengarku dari atas sana, Min-ah? Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku baik-baik saja disini. Maafkan aku jika selama ini aku membuatmu khawatir ataupun sedih. Kehilangan orang yang kita cintai. Aku rasa sikapku selama ini bukanlah sesuatu yang sangat berlebihan.” Ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran long bench yang ada dibelakangnya, “Aku berjanji, mulai saat ini, aku akan kembali menjadi Cho Kyuhyun yang dulu. Cho Kyuhyun yang jenius, Cho Kyuhyun yang suka menjahili hyungdeul-nya, Cho Kyuhyun yang akan tersenyum dan tertawa jika ia bahagia dan Cho Kyuhyun yang akan selalu mencintai Shim Changmin. Itu semua aku lakukan karen aku tak ingin membuatmu merasa terbebani, serta demi orang-orang yang menyayangiku disini. Aku berjanji…”

ChangKyu missing You

END

Hallo… Apa kabar semuanya? saya kembali setelah ujian berakhir, Kekeke…

Saya ucapkan happy reading dan terima kasih 🙂